Sebenarnya, perlu gak sih kita berhutang?
Adagium "besar pasak daripada tiang" sudah pasti sangat familiar ditelinga kita, bukan? Nah, Jika perusahaan mengalaminya.. maka bankrupt, insolvensi dan inlikuid merupakan istilah yang tepat banget tentang kondisi ini. Apa sih sebenernya inti permasalahan kasus-kasus bank hingga banyak bank yang dilikuidasi? Yaaa jelas jawabannya adalah financial planning-nya kurang baik:)
Banyak jalan yang menuntun kita untuk masuk ke dalam pusaran hutang. Kita ambil contoh jika Anda berhenti bekerja, otomatis dongg salah satu sumber pendapatan terbesar Anda terhenti, padahal kebutuhan primer Anda sangatlah banyak. Disamping itu, gaji Anda sejak dahulu kala tidak pernah naik, sementara itu sangat berpengaruh terhadap sistem keuangan di keluarga Anda karena kebutuhan keluarga sangat membutuhkan banyak uang. Kita ambil contoh lainnya, jika anak Anda sakit dan tidak memiliki asuransi kesehatan.. Anda wajib mencari sumber dana lain untuk kesembuhan anak Anda.
Berhutang bisa menjadi salah satu cara memenuhi kebutuhan. Coba saja Anda lihat sepak terjang bank-bank dan lembaga pembiayaan yang semakin agresif memasarkan pinjamannya. Dan hanya dengan secarik kertas, iyaaa secarik kertas saja yang membubuhkan berapa besar sih gaji yang Anda dapatkan + beberapa persyaratan mudah lainnya maka urusan pinjam-meminjam beres sudah. Di beberapa bank, account officer akan mengawal Anda sampai pinjaman Anda di bank tersebut lunas dan tak berbekas!:)
Sampai disini, cukup bisa dipahami? Jika iya, mari kita lanjutkan..
Oke begini, jujur saja.. apa motivasi Anda untuk berhutang? Untuk memenuhi kebutuhan-kah? Atau hanya sekedar ingin memenuhi keinginan sesaat? Atau bahkan karna untuk memenuhi hasrat?
Yaa memang, 3 hal tersebut sangat erat kaitannya dengan hutang. Banyak dari kita yang tidak memahami motivasi berhutang lho.. Karena terkadang hutang yang kita terima tidak pas dengan kondisi kita saat ini. Semisal, teman kuliah / partner kerja baru saja membeli mobil baru, hasrat ingin membeli mobil baru pun muncul seketika dan hal tersebut wajib hukumnya untuk dipenuhi. Begitukah pola pikir Anda selama ini? Hehe:(
Alasan ingin membeli mobil baru seharusnya bisa anda samarkan menjadi suatu kebutuhan, bukan suatu keinginan atau bahkan suatu hasrat.. Seperti: "Kami butuh mobil baru, anak-anak sudah semakin besar maka kami butuh kendaraan yang mampu menampung banyak barang bawaan". Begitu.. sedikit demi sedikit memang kita perlu mengubah pola pikir dalam menentukan motivasi berhutang yaaa ternyataaaaa
Tipsnya:
1. Pisahkan antara kebutuhan, keinginan dan hasat untuk mengkonsumsi sesuatu dengan hutang. Karena sifat manusia yang paling manusiawi adalah yang penuh dengan keinginan dan hasrat. Namun bukan berarti manusia wajib tunduk melulu pada keinginan dan hasrat tersebut:)
2. Keputusan pengambilan keputusan yang salah akan membawa diri Anda ke dalam krisis keuangan lhoo.. Maka, biasakanlah diri untuk mengenali apa motivasi Anda dalam mengambil keputusan berhutang.
(tahun 2008 & 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar