Diandra savira fitri | 23214020
puja rahayu | 28214543
rifan tresnadi |
29214343
uswati hasanah |
2A214956
VELO ANGGARA
MAHA | 2A214982
YULIENPHI NESICA
P. | 2C214765
(1EB19)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan untuk kedepannya.
Kami akui bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh kerena itu kami berharap kepada Bu Soesanti untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan isi makalah ini.
Depok, 14 Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, semakin banyak perusahaan gulung
tikar. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor dan kasus yang terbelit
didalamnya. Tidak lain dan tidak bukan, Perusahaan Enron adalah salah satu
perusahaan terkenal yang mengalami kasus
besar dan mengalami kebangkrutan
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kasus seperti apa yang terjadi
pada Perusahaan Enron?
2. Bagaimana kronologis kebangkrutan
Perusahaan Enron?
3. Apa sajakah penyebab bangkrutnya
Perusahaan Enron?
4. Apa dampak dari bangkrutnya
Perusahaan Enron?
C. PEMECAHAN MASALAH
1. Menjelaskan secara singkat mengenai kasus
Perusahaan Enron.
2. Menjelaskan secara singkat kronologis
kebangkrutan Perusahaan Enron.
3. Menjelaskan secara singkat beberapa penyebab
bangkrutnya Perusahaan Enron.
4. Menjelaskan secara singkat beberapa dampak dari bangkrutnya
Perusahaan Enron.
D. TUJUAN
Memberikan gambaran
mengenai kronologis,
penyebab, dan dampak dari kebangkrutan
Perusahaan Enron
BAB II
PEMBAHASAN
PROFILE :
Enron dibentuk pada tahun 1985 oleh
sebuah perusahaan “Houston
Natural Gas” dengan “InterNorth” (penyalur gas alam melalui
pipa), sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang
diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah federal Amerika. Pada
tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General
Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen
mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang
menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta
listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan
karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang. Tidak cukup dengan prestasi
tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999.
EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi
secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan
transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron
mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan
elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan
kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta
listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini,
walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak
menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh
majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and
innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif)
selama enam tahun berturut-turut.
Enron menjadi sorotan masyarakat
luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang
dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis,
terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan
kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember,
di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu
merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai
kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron,
setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan
tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara
pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan
akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis
yang lebih luas
KASUS
:
Gambaran Umum
Enron
mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. kebangkrutan perusahaan
tersebut menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Bangkrutnya Enron dianggap
bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah
skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka
di Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup
mencengangkan seperti:
Dalam
waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum kebangkrutannya
masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-tiba melaporkan
kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai
kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar
modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi
amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
Saham
Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada Agustus
2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang
mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah
bisnis di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai
media bisnis dan ekonomi erkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business
Week.Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan
pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi, misal ada
piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A ditunda
pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian piutang
piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu
seterusnya sampai terbongkar penipuan tersebut.. Manajemen Enron telah
menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan
menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Menggelembungkan nilai
pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa dilakukan
sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional yang bekerja
pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama
bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan
kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron,
analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui
bahwa auditor Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa
keuangan tingkat tinggi itu.
Kontroversi
lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan “dipecatnya” sejumlah partner Andersen.
Terbongkar juga kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya
yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur
Andersen. Kini, Arthur Andersen sedang berjuang keras menghadapi serangan
bertubi-tubi, bahkan berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang
dari $32 miliar harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para
pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.
Belakangan, salah satu mantan petinggi Enron tewas bunuh diri karena tak tahan
menghadapi tekanan yang bertubi-tubi.
Komplikasi
skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran
dana politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik dari Partai Repubik maupun
Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam komite yang membidangi
energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan dari
perusahaan itu.
Sementara
itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.Bush merupakan pemegang
saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaa publik. Dalam daftar
perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36,
dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat
pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi
telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama
ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Kronologis Kasus Enron
Adapun
Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Board
of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya
bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron
merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan
Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur
keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian
besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada
awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari
hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP
Andersen.
4. Salah
seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5. Pada
tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi
$393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth
Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang
sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang
sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644
juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban
$1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada
tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat
hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar.
Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained
earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7. Enron
dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan
terhadap proses peradilan
8. Dana
pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara
itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9. KAP
Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO
Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4
Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal
28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan
Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP
Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di
Amerika.
13. Tanggal
14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14. KAP
Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan
yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
15. Tanggal
22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen
baru.
16. Tanggal
26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
17. Tanggal
8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan
proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP
Andersen dan Enron .
18. Tanggal
9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan
Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal
15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
Penyebab Bangkrutnya Enron
Dalam
proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan
praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar
[1]. Hal ini tentunya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
keahlian dengan trik-trik manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini
merupakan orang bayaran dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan
auditornya.
Skandal
ini semakin ruwet dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran
dana politik dari perusahaan ini.Bahkan tercatat 35 pejabat penting
pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar
perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36,
dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian
semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan
akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun
dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Salah satu faktor yang menjadi
sebab kehancuran Enron adalah permainan manajemen laba yang sangat merugikan
bagi perusahaan tersebut. Dalam hal ini Enron melakukan kecurangan dalam
perhitungan laba, Enron melakukan penggelembungan pendapatan (mark up) sebesar
US$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 Miliar. Hal ini justru
membuat Enron bangkrut karena tidak dapat memenuhi kewajibannya sehingga banyak
pihak yang dirugikan.
Dampak Keruntuhan Enron
Keruntuhan perusahaan
energi Enron cukup berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan
Enron pada tahun 2001, sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan.
Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah
mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor
terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan
karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan
tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.
Banyak
lembaga keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya
Enron, sehingga membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang
investasi. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal
diharuskan memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Kasus Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley.
Sarbanes Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan
investor (The Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002)
yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang
menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap
kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah
upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik
(good corporate governance). Undang-undang ini berpengaruh signifikan terhadap
manajemen perusahaan publik, akuntan publik (auditor), dan pengacara yang
berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat dan berdampak
luas, undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik hingga
sekarang.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang
dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member
Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst &
Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri,
aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian
Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor.
Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen),
PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang
berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah
kemana sebanyak 40 persen.
Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan
Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal
Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham
sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
SOLUSI :
Tindakan
hukum terhadap para pejabat Enron
Dalam proses hukum kasus kebangkrutan Enron Kenneth
Lay dan Jeffrey Skilling, mantan CEO Enron dinyatakan bersalah karena menipu
para investor dengan menggunakan transaksi diluar pembukuan untuk menyebunyikan
neraca utang dan menaikkan pendapatan. Jeffrey Skilling, dijatuhi hukuman
penjara 24 tahun dan empat bulan. Ia dituduh menjadi otak penipuan keuangan
yang menhancurkan perusahaan dan dinyatakan bersalah dalam 19 dari 28 dakwaan
yang dihadapinya. Skilling juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar
45 juta dollar AS kepada para investor Enron yang kehilangan miliar dollar AS
ketika perusahaan itu bubar, ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dana pensiun
(sedikitnya 21.000 karyawan). Sementara itu Kenneth Lay, diputuskan bersalah
dalam semua 6 dakwaan konspirasi dan menhadapi ancaman penjara 45 tahun. Namun
sebelum menjalani masa hukuman Kenneth Lay meninggal dunia di Aspen, Colorado, AS
karena serangan jantung pada tanggal 15 Juli 2006
SARAN :
Saran
Dari berbagai macam kasus di atas
harus menjadi sebuah pelajaran sesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang
dilandasi dengan ketidak-baikan maka akhirnya akan menuai ketidak-baikan pula. Hal
ini bukan hanya berlaku di Amerika Serikat tetapi bagi semua orang atau pihak
yang ada di belahan dunia. Oleh karena itu kiranya perlu diperhatikan beberapa
rekomendasi sebagai berikut:
- Perlu
menjungjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam melakukan setiap kehidupan,
dan menyeimbangkan antara rasa (termasuk etika dan hukum yang berlaku) dan
rasio agar setiap perilaku senantiasa berpijak untuk kebaikan semua pihak.
- Menghindari
perilaku materialisme dan hedonisme, karena paham tersebut merupakan
faktor-faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berbuat
menghalalkan segala cara termasuk melakukan perilaku tidak etis dan tidak
sesuai dengan norma hukum yang berlaku dalam peran dan kehidupannya.
- Penegakan
hukum oleh pihak-pihak yang berkompeten baik dalam bidang etika bisnis,
dan etika profesional, serta bidang terkait lainya (perlindungan hukum
bagiwhitstleblower), disamping perbaikan peraturan (regulation)
sehingga tidak ada celah bagi siapapun untuk melakukan tindakan diluar
koridor yang telah ditetapkan. Etika dan norma hukum harus mendapat tempat
yang penting bagi semua pihak dalam semua kehidupan termasuk dalam dunia
bisnis.
- Sangat
perlu untuk membangun etikat baik disetiap individu dari sejak dini
(melalui kegiatan formal maupun informal), sehingga kelak peran yang
dimainkan siapapun dan dimanapun oleh orang-orang yang tidak berpikiran
sempit.
PENDAPAT:
Pendapat kami
Menurut
pendapat kami kasus ini merupakan kasus yang harus dijadikan sebuah pelajaran
penting bagi seluruh manusia untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak beretika
dan dapat merugikan orang banyak, bagaimanapun ketika kita menanamkan
kebohongan dan kecurangan tentunya yang dihasilkan juga merupakan hal-hal yang
tidak baik.
Sebagai
umat beragama kita harus
menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual untuk tidak melakukan hal-hal di
haramkan dalam agama, dan merugikan masyarakat disekitar kita. Contonya pada
kasus ini dimana para pelaku kecurangan hanya mementingkan diri sendiri dan
semua perbuatan yang dilakukan hanya karena ingin mendapatkan uang. Sikap
materialisme dan hedonism ini tentunya sangat tidak sesuai dengan etika dan
norma hokum yang ada, yang seharusnya tidak dilakukan oleh seluruh manusia.
Para
penegak hukum baik bidang etika bisnis dan etika professional serta pihak-pihak
lain yang terkait harus memperbaiki lagi peraturan-peraturan yang ada agar
kasus seperti ini tidak terulang kembali. Selain itu Etika dan
norma hukum harus mendapat tempat yang penting bagi semua pihak dalam semua
kehidupan termasuk dalam dunia bisnis, agar kita sebagai manusia tidak
melakukan perbuatan-perbuatan diluar etika dan norma yang berlaku.
Menurut kami, selain Kenneth Lay dan Jeffrey Skilling
masih banyak pihak-pihak lain yang dapat dinyatakan sebagai penyebab terjadinya
kasus ini antara lain Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai
Arthur Andersen), sebagai pihak konsultan pembukuan Enron.
KESIMPULAN :
Kesimpulan
Pelajaran apa yang dapat diambil dari megaskandal ini?
Pertama, cepat atau lambat sebuah persekongkolan jahat pasti
akan terbongkar. Kebohongan hanya bisa ditutupi secara permanen apabila si
pelaku mampu secara permanen dan terus-menerus melakukan kebohongan lainnya.
Dalam sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron, sulit untuk melakukan
kebohongan itu secara terus-menerus, karena pelaku organisasi dalam tubuh Enron
datang silih berganti. Dalam kasus Enron, seorang eksekutif yang berani telah
membongkar semua persekongkolan itu.
Kedua, kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu
saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Segelintir petinggi Enron dan
sejumlah pihak yang tahu betul dan ikut merekayasa permainan ini, tentulah
menerima manfaat keuangan dalam jumlah besar secara tidak etis. Keserakahan
segelintir profesional yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak
orang telah menyimpan bencana yang mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja,
pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.
Ketiga, terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi
ini menjadi bukti bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih
langgeng (sustainable). Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good
corporate governance), saat ini boleh jadi menjadi cibiran di tengah situasi
yang serba semrawut. Tetapi berusaha secara transparan, fair, akuntabel, seraya
menjaga keseimbangan lingkungan, kiranya merupakan sikap yang lebih bertanggung
jawab.
Adakah pengaruh skandal Enron terhadap Indonesia? Mengingat
besarnya cakupan bisnis Enron bahkan dalam skala global, sulit untuk mengatakan
bahwa tidak ada pengaruhnya bagi Indonesia. Banyaknya lembaga keuangan
internasional yang ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sedikit
banyak tentulah membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang
investasi.
Di Amerika Serikat yang menerapkan standar transparansi
sangat ketat sekalipun, banyak pihak masih kecolongan. Perusahaan-perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi persyaratan
pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat. Karena itu, bangkrutnya Enron
yang diduga melakukan window dressing merupakan kasus yang mempermalukan banyak
pihak; bukan saja otoritas pasar modal, tapi juga kaum profesional, politisi,
hingga presiden.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami
sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, dalam makalah
ini tentunya banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya
rujukan dan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini,
Kami berharap kepada Bu Soesanti untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun terkait dengan isi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar